Pengertian kalimat siapa mengenal dirinya maka ia
mengenal Tuhanya” yang tersebut
dalam atsar, ialah mengenal diri sendiri
merupakan suatu cara mengenal Allah swt.
Apabila manusia seperti kita merenungi kelemahan dirinya,
keterbatasannya, kebutuhannya, dan ketidak berdayaannya menarik kemanfaatan
untuk dirinya dan menghindari dirinya dari bahaya, maka ia akan mengetahui bahwa ia memiliki Tuhan dan
pencipta yang mandiri dalam menciptakannya, mandiri dalam
membantunya mengatur dan mengendalikannya, kemudian ia sadar bahwa ia
hanyalah seorang hamba yang serba
terbatas dan semua persoalannya di
tangan lainnya, yang tiada lain adalah Allah, yang Maha Mulia dan Maha bijaksana.
Demikian juga halnya manusia jika mau berfikir tentang permulaan
penciptaannya, ia asalnya tidak ada laludi jadikan (diwujudkan) oleh Allah swt.
Dengan kemurahanNya semata, Allah menciptakan dari setetes air dan nuthfah (zigot) yang busuk, kemudian membentuknya,
membuka pendengaran dan penglihatannya hingga menjadikannya dalam bentuk yang sangat baik, memperindahnya dengan
sifat-sifat mulia dan derajat-derajat yang tinggi baik bersifat keagamaan maupun keduniawian
Sebagaimana firman Allah swt dalam surat 23 Al-Mu’minun :
12-14)
" Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. kemudian kami jadikan sari pati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim), kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik. "
" Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. kemudian kami jadikan sari pati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim), kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik. "
Tidak ada komentar:
Posting Komentar